Scrolling berita dimedsos, ada sebuah PO bus yg cukup ‘tua’ di akusisi oleh perusahaan transportasi lain yg cukup terkenal. saya bukan penggemar bus atau suka menggunakan jasa bus, bahkan cenderung jika ada alternative transportasi, pasti memilih yang lain. mungkin pengalaman buruk di masa lalu berpergian dengan bus (bukan PO ini).
Karena saya tahu, saya tidak tahu apa-apa tentang bus, maka saya membaca ke komentar para viewernya. Dari yang mereka tulis, mereka mengutarakan kesan pengalaman menggunakan jasa PO tersebut.
beberapa kata yang saya tangkap dari komentar diberita itu “terlambat”, “mogok”, “tidak ramah”, “kenek pungli”, “tidak sampai tujuan”. Lalu dari positipnya “ramah”, “tepat waktu”. tapi komentar tersebut lebih banyak negatip dari pada positip. para membaca yg memberikan komentar positip terindikasi pengguna lama atau pengguna bisa di masa lalu, 5 – 10 tahun lebih. sementara yg memberikan kesan negatip, rata-rata adalah pengguna masa di bawah 5 tahun. dan juga kalimat lain yg menyebutkan “kompetitor”, “tertinggal”, “mahal”.
komentar negatip lebih banyak pada masalah pelayanan awak bus dan mogok. dan penurunan pelayanan itu terjadi pada 5 tahun belakangan (bisa juga lebih).
Kesimpulan, perusahaan bus adalah perusahaan jasa, dimana pelayanan kepada pengguna adalah salah satu bagian penting atau key point. Pengguna merasa tidak nyaman saat awak bus meminta tarif yang tidak tercantum pada aturan, pengguna sering kali merasakan mogok, hal ini jika ditarik sebab dari info komentar lain, disebabkan oleh armada bus yg sudah berumur. kenyamanan dan kemampuan dalam memberikan pelayanan jasa adalah hal penting dari perusahaan jasa tersebut, dari beberapa komentar lain menyebutkan mereka memilih pindah ke PO lain karena layanan yg lebih baik. intinya. adalah pelayanan, jika tidak bisa memberikan pelayanan yg baik, maka costumer akan berpindah / mencoba kompetitor lain.